|
|||
Allah tidak akan memberikan beban
hidup seseorang, melainkan menurut kadar kemampuannya
STRES merupakan salah satu jenis gangguan
jiwa ringan yang bisa dialami oleh siapa saja. Mulai dari anak-anak,
remaja, orang tua sampai lansia, tentunya dengan kadar gangguan yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Sama halnya dengan penyebab
timbulnya stres, pun berbeda-beda. Seorang remaja bisa stres karena kesulitan
belajar atau putus cinta. Orang tua bisa stres karena memikirkan tingkah dan
sikap anak-anaknya yang susah diatur dan seringkali rewel.
Misalnya, stres yang dialami oleh si
Ame bisa dianggap ringan, tetapi belum tentu dianggap ringan oleh si Beri.
Bisa jadi stres yang di alami si Ame dianggap berat oleh si Beri. Jadi, berat
dan ringannya beban stres tergantung orang yang memikulnya.
Munculnya stres seringkali
diakibatkan oleh beratnya beban hidup yang kita pikul. Beban hidup kita sama
seperti gelas berisi air yang diangkat oleh tangan kita. Terkadang kita
merasa beban hidup kita terlalu berat dan tidak bisa teratasi lagi,
sampai-sampai kita merasa putus asa. Padahal Allah tidak akan pernah memberi
suatu masalah atau beban hidup di luar kemampuan kita: “Allah tidak akan
memberikan beban hidup seseorang, melainkan menurut kadar kemampuannya.” (
Al-Baqarah 2 : 233).
Dalam Islam, stres merupakan penyakit
jiwa yang perlu diobati dengan pendekatan yang tercantum dalam Al-Qur’an
dan Hadits. Ada empat cara dalam menyembuhkan penyakit stres, antara lain;
Sabar, membuat seseorang selalu
merasa tenang dan tenteram, hatinya selalu bersyukur terhadap nikmat yang
diberikan oleh Allah., sehingga orang-orang yang sabar hidupnya selalu merasa
berkecukupan.
Dia tidak pernah meminta sesuatu
yang bukan haknya, karena Allah. akan memberikan balasan kepada orang-orang
yang bersabar berupa kenikmatan surga:
“Apa yang di sisimu akan lenyap,
dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik
(surga) dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl 16 : 96)
Sabar merupakan pondasi utama
dalam menghadapi berbagai macam ujian. Ujian yang menimpa diri kita harus
dibarengi dengan khsunu dzan (berbaik sangka) kepada Allah. Sebab dibalik
ujian yang menimpa diri kita, tentu ada hikmah yang akan kita dapatkan. Oleh
karena itu, Allah menyatakan dalam firman-Nya: “Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (Sesungguhnya
kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kami akan kembali). Mereka
itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al-Baqarah 2 :
155-157)
Hidup di dunia ini akan diwarnai
oleh berbagai macam ujian. Setelah ujian yang satu dilaluinya maka akan
dihadapkan pada ujian berikutnya, sampai berakhirnya kehidupan di dunia ini.
Stres merupakan tangga ujian untuk
mengukur keimanan seseorang. Ketika seseorang stres, kemudian dia bersabar,
maka dia telah melangkah satu tahap dalam menuju keimanan yang sempurna.
Setelah jiwa kita dipenuhi dengan
kesabaran, maka sertailah dengan jiwa syukur. Karena, Jiwa yang sabar akan
melahirkan manusia yang pandai bersyukur.
SYUKUR seringkali diartikan dengan
“menggunakan nikmat Allah yang diterima sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
oleh-Nya”. Misalnya, nikmat harta harus diinfakkan, ilmu harus diamalkan,
umur untuk ibadah dan sebagainya.
Syukur juga bisa berarti
mengungkapkan keringanan hati lantaran kenikmatan yang diberikan Allah SWT.,
dengan cara taat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Jadi, syukur punya makna yang luas.
Tidak sekedar getaran terima kasih
dalam hati, mengucapkan dalam lidah atau mengadakan syukuran, tetapi yang
lebih penting ialah memanfaatkan semua karunia Allah pada jalan yang
diridhai-Nya. Misalnya, Allah mengaruniai akal kepada manusia, maka
gunakanlah akal itu untuk berpikir, mempelajari hingga mampu membuahkan
pemikiran-pemikiran yang baik dan benar.
Allah mengkaruniakan manusia
anggota tubuh yang sempurna, maka harus dimanfaatkan untuk ibadah dan
melakukan hal-hal yang berguna bagi kesejahteraan hidup. “…Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu…”. (Lukman 31 : 14).
Dalam salah satu haditsnya,
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang tidak mau berterimakasih kepada manusia,
ia tidak bisa bersyukur kepada Allah.”
Ketika kita stres karena banyaknya
masalah yang kita hadapi, kemudian kita bersabar dan mensyukuri nikmat yang
telah diberikan Allah kepada kita, maka insya Allah stres yang kita alami
dapat disembuhkan, paling tidak dapat diminimalisir.
Optimis adalah suatu sikap yang
selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal. Sikap optimis ini
merupakan sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam, sebagaimana firman-Nya:
”Janganlah kamu bersikap lemah (pesimis), dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran 3 : 139).
Sikap optimis haruslah mengalahkan
pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati kita. Untuk itulah jika ingin
hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri.
Optimis yang dihasilkan dari rasa
tawakal inilah yang menjadikan Rasulullah SAW beserta sahabat mampu
memenangkan peperangan yang tercatat dalam sejarah dunia, mulai dari perang
Badar hingga peperangan di masa kekhalifan Islam sampai berabad-abad lamanya.
Karena itu, optimisme adalah
kemampuan untuk percaya bahwa hidup memang tidak mudah, tetapi dengan upaya
baru, hidup akan menjadi lebih baik. Optimisme adalah kemampuan melihat sisi
terang kehidupan dan memelihara sikap positif yang realistis, bahkan dalam
situasi sulit sekalipun.
Optimis berarti berusaha
semaksimal mungkin dalam mencapai target atau standar yang ideal.
Yang paling penting dalam mengatasi
stres (beban hidup) adalah memperbanyak doa. Karena doa merupakan
kekuatan yang Maha Dahsyat, yang mampu menyelesaikan setiap permasalahan
hidup. Dalam Al-Quran, Allah SWT telah mengajarkan kepada kita tentang doa
dalam mengatasi masalah, yaitu;
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ
نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ
مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Inilah empat cara untuk mengatasi
permasalahan hidup yang menjadikan stres. Wallahu A’lam.
INFO LEBIH OKE LAGI ANDA KLIK DISINI
cara menghilangkan stres, cara sukses, motivasi sukses, sukses mudah, sukses bisnis online, cara mudah sukses, cara hilangkan stres |
Kamis, 03 Oktober 2013
Cara Mudah Mengatasi Stres
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar